Membuka Mata.. Membuka Hati
Membuka Mata.. Membuka Hati dan Menatap Dunia
Berawal dari sebuah perjalanan, kami segelintir anak muda yang penuh dengan harapan dan cita-cita mencoba untuk memberikan sedikit hal dan pengalaman hidup yang kami peroleh di setiap langkah-langkah kecil dalam perjalanan kami.Di awal pagi yang cerah tanggal 16-10-2011 sekitar pukul 09.00 kami memulai perjalanan kami.Untuk melihat sisi lain dari kehidupan dunia yang berbeda.kehidupan yang tidak pernah kami pikirkan sebelumnya yang akhirnya dapat kami lihat sendiri.
Berawal dari sebuah perjalanan, kami segelintir anak muda yang penuh dengan harapan dan cita-cita mencoba untuk memberikan sedikit hal dan pengalaman hidup yang kami peroleh di setiap langkah-langkah kecil dalam perjalanan kami.Di awal pagi yang cerah tanggal 16-10-2011 sekitar pukul 09.00 kami memulai perjalanan kami.Untuk melihat sisi lain dari kehidupan dunia yang berbeda.kehidupan yang tidak pernah kami pikirkan sebelumnya yang akhirnya dapat kami lihat sendiri.
Bekasi adalah tempat yang pertama kali kami kunjungi.Ikon kota Bekasi yang kita ketahui adalah ‘Kota Patriot’ yakni Kota yang dijadikan panutan dalam segala aspek.dihadapkan pada tujuan sebagai kota yang dapat di jadikan Pedoman bagi kota lainnya.Bekasi merupakan kota yang telah berkembang dengan segala Aspek termasuk dalam masalah kebersihan lingkungan.
Beberapa langkah kecil kami coba telusuri untuk memenuhi hasrat keingin tahuan kami akan sisi lain dari kota patriot yang sudah banyak di kenal itu.Begitu banyak hal menyedihkan ternyata.Tak pernah terlintas dalam benak kami akan kehidupan warga sekitar yang tinggal di sepanjang TPA ini.Udara yang mereka hirup sangat tidak sehat,keadaan lingkungan hidup yang jauh dari kata baik.Bantar Gebang yang merupakan ‘Surga para Pemulung’ telah mencapai puncak kritis , dimana sampah – sampah yang telah tertumpuk semakin menggunung dan tanpa penanganan dan pengelolaan yang baik, lahan TPA Bantar Gebang yang saat ini seluas 110 hektar lebih itu dikhawatirkan tidak akan mampu menampung sampah lagi dari DKI Jakarta. Selain itu, risiko kebakaran dan longsor di TPA Bantar Gebang setiap waktu terus mengancam.
Inilah potret kehidupan kita yang kurang peka
terhadap keadaan lingkungan kita . Seperti pepatah yang mengatakan “
Gajah di Pelupuk Mata tidak terlihat, Semut diujung pulau Terlihat “ .
Kebersihan yang seharusnya merupakan sebagian dari Iman , kita acuhkan
dan tidak mau tahu atas kejadian ini. Namun , orang – orang yang justru
bukan penduduk asli , rela untuk memikirkan nasib dari TPA Bantar Gebang.
1 komentar: