Bahan Bakar dari Sampah Plastik buatan pelajar Indonesia
BAHAN BAKAR PLASTIK
Perusahaan Asing tengah melakukan rancangan pengolahan sampah di Kota
Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Menurut rencana sampah
itu akan diolah menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) berupa bensin dan
solar.
Kepala Dinas (Kadis) Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Samarinda,
Marwansyah di Samarinda, menjelaskan, pemaparan sudah dilakukan oleh
perusahaan itu, namun untuk perjanjian belum dilakukan karena saat ini
masih dilakukan studi kelayakan.
"Jika dalam studi kelayakan ini ada kecocokan, dan Samarinda layak
dibangun pabrik pengolah sampah menjadi BBM, maka selanjutnya dilakukan
perjanjian kerja sama, atau MoU oleh kedua belah pihak," ujarnya,
seperti yang dilansir tvOne, Kamis 1 Juli 2010.
Marwansyah mengatakan, saat ini produksi sampah yang dihasilkan dari
penduduk Samarinda rata-rata 1.200 meter kubik perhari. Dari jenis itu,
akan dipilah sampah kering dan sampah basah, karena yang bisa diolah
menjadi BBM adalah sampah dari plastik.
Sampah plastik selama ini kerap menjadi masalah di sejumlah kota besar.
Selain tak bisa terurai dan sulit dikelola, sampah jenis ini juga dapat
mencemari tanah. Perlu waktu ratusan tahun untuk membuat sampah plastik
terurai.
Kalaupun plastik bisa terurai, namun partikel-partikel plastik malah
akan meracuni tanah. Sedangkan jika plastik dibakar, justru akan
menghasilkan asap yang berbahaya bagi pernapasan manusia.
Di Korea, sampah plastik sudah diolah menjadi solar dan bensin. Untuk
pengolahannya, dari 23 ton sampah plastik itu sudah bisa menghasilkan 30
ribu liter solar.
Cara yang ditempuh untuk menghasilkan BBM dari plastik adalah, sampah
plastik diolah dan dipanaskan hingga suhu 450 derajat celcius. Cara
memanaskan menggunakan alat bernama Recycle Oil Machine.
Dari hasil pemanasan tersebut didapatkan minyak berupa 60 persen solar
dan 40 persen bensin. Bila digunakan untuk bahan bakar kendaraan jenis
bensin, kualitas plastik olahan belum bagus. Namun kualitas solarnya
jauh lebih baik. Bahkan di Korea sudah dipakai untuk kendaraan.
Menurut Marwansyah, pengolahan sampah plastik menjadi minyak adalah
salah satu solusi yang baik di Kota Samarinda, pasalnya selama ini
produksi sampah yang begitu besar menjadikan masalah tersendiri bagi
lingkungan.
"Dari 1.200 sampah ternyata berpotensi menghasilkan sekitar 10 ribu
liter BBM setelah dipilah. Potensi ini tentu membanggakan. Kami berharap
agar rencana ini bisa terwujud sehingga masyarakat lokal juga bisa
diberdayakan menjadi tenaga kerja," katanya lagi.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Kimia, Madiun, Jawa Timur
mengubah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM). Hasil
penguraian limbah plastik ini dikenal dengan minyak plastik.
Kepala SMKN 3 Madiun, Sulaksono Tavip Rijanto mengatakan, kualitas
minyak plastik setingkat lebih tinggi dibanding minyak tanah. Namun
masih di bawah bensin. Minyak plastik ini baru bisa digunakan untuk
bahan bakar kompor dan lampu.
Menurut Sulaksono, penelitian soal minyak plastik ini dipicu
keprihatinan akan menumpuknya limbah plastik di sekitar sekolah dan
harga BBM yang terus merangkak naik.
“Kita tahu pasti bahwa asap itu mengandung racun. Asap dari plastik.
Kita tidak terbuang sama sekali. Asap tidak keluar sama sekali. Justru
dari asap itulah maka plastik bisa keluar cairannya itu. Embunnya itu.
Jadi hasil penguapan itu akan jadi minyak,” papar Sulaksono.
Minyak plastik ini diolah melalui proses
penyulingan dengan menggunakan alat sederhana berupa tabung gas 3
kilogram untuk membakar limbah plastik. Uap hasil pembakaran ditampung
dalam tabung kaca. Hasil pengembunan itu menjadi minyak dan bisa
digunakan untuk pengganti alternatif BBM yang ramah lingkungan.
Saat ini, murid-murid SMKN 3 Madiun terus melakukan penelitian untuk mengubah limbah plastik menjadi pengganti bensin.
Limbah plastik dengan volume sebanyak tabung gas elpiji 3 kg
setelah diproses bisa menghasilkan 1 liter bahan bakar setara minyak
tanah dan 500 mililiter setara bensin. Rencananya penelitian tersebut
akan diikutkan lomba tingkat nasional di Jakarta 28 Februari 2011. Seorang pelajar menjernihkan bahan bakar yang diproses dari limbah plastik di SMKN 3 Kota Madiun, Jatim
semoga bermanfaat yah ^_^
BalasHapus